Mahadaya Indonesia yang Belum Berdaya!

  •  Catatan Peri Akri Domo 


Saudaraku
,

Mengapresiasi respon para pihak terkait catatan Peri Akri Domo tentang Indonesia balik kepangkal, Indonesia Shutdown & restart.


Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan bahwa terlepas dari apapun situasinya, memperhatikan kekinian kondisi negeri ini seperti yang terpapar terpertontonkan dalam semua lini kehidupan berbangsa & bernegara di negeri berkelimpahan SDA dan market dalam negeri terbesar nomor empat didunia serta teritori letak wilayah yang sangat strategis di muka bumi ini sangat memungkinkan Indonesia keluar dari situasi yang kusut Masai ini dan berpotensi besar menjadi poros baru ekonomi dan maritim dunia  dengan asumsi ada Political Will yang kuat & jelas dari para tokoh bangsa dibawah komando Presiden yang tidak hanya sebagai kepala pemerintahan tapi juga sebagai kepala negara dan panglima tertinggi.


UUD 45 pasal 33 dan sila kelima Pancasila sudah sangat cukup untuk dasar eksekusi keputusan balik kepangkal bangsa dan negara agar tidak semakin  jauh menyimpang dari tujuan berbangsa dan bernegara sebagaimana cita cita pendiri republik ini 


Yang sudah sudahlah, luruskan niat tobat nasional perkuat iman ingat akhirat, dengan semangat sila kelima Pancasila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan  pasal 33 UUD 45 menyatakan bahwa seluruh kekayaan alam bumi yang ada di Indonesia dikuasai oleh negara (bukan segelintir, sekelompok orang swasta) dan di pergunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia (bukan sekelompok orang).


Dengan keberlimpahan dan keistimewaan negeri, seluruh tata kelola negara ini (terkhusus ekonomi, politik, keuangan) harus dievaluasi dan di kembalikan kepada tata kelola yang inline linier dengan spirit dasar negara UUD 45 pasal 33 dan sila kelima Pancasila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Sumber keuangan pendapatan negara yg utama seperti pajak (mencapai 80% total penerimaan) harus dihapuskan ( bukan justru dinaikkan), berhutang juga segera di hentikan!


Indonesia sangat mampu melakukan itu semua!


Caranya, Rasionalisasi aset para koruptor dan pelaku bisnis usaha yang tidak taat hukum dan tidak beretika (tindakan sosial hukum)


Linier dengan itu, Printing Money juga dapat dilakukan dengan asumsi penerapan nya,  pengawasannya super ketat  oleh para pihak ahli dibidang keuangan dan ekonomi.


Dua hal tersebut diatas dalam perspektif kami yang paling efektif dilakukan saat ini dalam kekinian situasi kondisi indonesia (kusut Masai di semua lini, seperti yang terpapar dipertontonkan hari hari, antara lain  ruwetnya birokrasi pajak, beking membeking bisnis, ordal, "perilaku elite" yg belum sesuai harapan, hukum tumpul keatas tajam kebawah, layanan publik yang jauh dari harapan, gap antara sikaya dan simiskin terlalu lebar, dan banyak lainnya).


Salah satu indikator dan parameter data informasi penting untuk mengatakan bahwa Indonesia tidak dalam keadaan baik baik saja adalah 9 juta lebih kelompok masyarakat menengah turun menjadi kelompok masyarakat miskin baru.

Kelompok menengah selama ini menjadi penopang utama dalam perilaku ekonominya, linier dengan struktur perekonomian Indonesia yang didominasi hampir 80% nya oleh sektor riil UMKM.


Carut marut dan kusut Masai ini patut diduga karena mental korup dan ingin instan kebiasaan inkonsisten serta menang sendiri segelintir orang dan  kelompok kecil Indonesia.

Itu semua terbentuk tidak terlepas dari cerita dongeng kancil yang suka menipu teman, suka curi ketimun dan tidak memenuhi komitment nya.

Cerita dongeng kancil spt itu di doktrin dari Paud, TK, sekolah dasar yang bakal membentuk alam bawah sadar para anak anak generasi pemilik bangsa ini kedepannya. Percaya atau tidak perilaku bangsa ini terindikasi seperti sikancil si tukang tipu, suka mencuri dan tidak konsisten.


Coba perhatikan perilaku para elite yang "OTT" dipakai kan jaket tahanan malah dg tanpa malu cuek bisa ketawa nyantai didepan kamera. Banyak berita juga tentang berjamaah nya para wakil rakyat ditangkap,  (budaya malu sudah tidak ada, apatisme tingkat akut sedang terjadi) dan terlalu banyak hal lainnya untuk disampaikan.


Semua pihak, elemen bangsa ini terkhusus pemegang aset  Besar, kekuasaan disemua lini Perlu kearifan dalam menyikapi dinamika dan hal besar ini untuk segera dilakukan sebelum semakin jauh kesasar perjalanan negeri ini.


Revolusi sosial ini (kami sebut demikian)   adalah pilihan untuk tidak berdarah darah negeri ini.

Momentumnya sekarang, sebelum negeri ini tergadai oleh ulah syahwat segelintir oknum yang punya kuasa dan daya rusak yang ganas terhadap negeri negara ini!

Anda apa yang anda pikir.

Katakan dengan hati lakukan dengan tindakan.


Salam

Mahadaya Indonesia Era Baru.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama